Thursday, December 2, 2010

Cara mencuci Rambut Yang Benar Untuk Menghindari Kerontokan

Mencuci rambut secara teratur berfungsi untuk menjaga rambut tetap bersih dan indah. Namun, bila salah dalam pencucian rambut bisa menyebabkan rambut rontok.

Berikut ini adalah beberapa tips dari stylish and trendy tentang cara mencuci rambut yang efisien untuk mengurangi kerontokan rambut.
  1. Basahi rambut seleuruhnya sebelum menerapkan shampo. Hal ini membuat bahan kimia yang ada pada shampo tidak langsung terserap oleh rambut.
  2. Ambil shampo secukupnya untuk membersihkan rambut. Hindari penggunaan shampo yang terlalu banyak karena malah bisa membuat rambut menjadi kering setela keramas.
  3. Oleskan pada rambut sambil memberi pijatan secara lembut dengan jari Anda. Fungsinya tidak hanya menghilangkan kotoran dan minyak di kulit kepala, juga dapat melancarkan peredaran darah pada kulit kepala yang dapat merangsang pertumbuhan rambut.
  4. Bilas shampo di rambut sampai bersih agar kandungan kimia tidak menempel pada rambut.
  5. Jika rambut Anda sangat kotor, kembali terapkan shampo, namun dengan takaran shampo yang lebih sedikit.
  6. Terapkan kondisioner pada ujung rambut dan diamkan tiga sampai lima menit, lalu bilas rambut.
  7. Biarkan kelebihan air pada rambut, jangan memutar rambut atau memelintirnya karena rambut akan rusak.
  8. Ambil handuk, lalu tekan-tekan rambut pada handuk. Jangan menggosoknya, karena gesekan akan membuat rambut rusak.
  9. Hindari menyisir rambut saat rambut sedang basah, karena pada saat itu, rambut sangat rapuh.
  10. Hindari mengeringkan rambut dengan alat pengering rambut (hairdryer). Keringkan rambut secara alami.
  11. Jika Anda melakukan blow dry, pastikan Anda melakukannya secara hati-hati. Rambut jangan ditarik terlalu keras dengan sisir blow.
Selamat mencoba!
http://www.wolipop.com

Tuesday, March 23, 2010

Penyakit Menjauh Saat Ibu Memberi ASI


Jakarta, Manfaat air susu ibu (ASI) bagi bayi sudah banyak diketahui. Selain si bayi yang sehat, memberikan ASI pada bayi juga berarti memberikan manfaat yang berlipat ganda untuk sang ibu.

Setiap perempuan atau ibu berhak untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik, dan ternyata hak ini bisa didapatkan jika ibu memberikan ASI pada bayinya secara benar dan juga eksklusif selama enam bulan.

"Sekitar 80 persen air susu ibu berada di pikiran si ibu, sehingga salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah bagaimana pola pikir dari si ibu itu sendiri," ujar Dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM dalam acara seminar Menyusui Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan, Di Graha Niaga, Jakarta, Selasa (23/3/2010).

Lebih lanjut Dr Utami menuturkan ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan si ibu jika memberikan ASI pada bayinya, yaitu:

1. Mengurangi risiko kanker payudara pada si ibu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2005, risiko terkena kanker payudara pada perempuan sebelum menopause rata-rata 12 persen lebih rendah pada ibu yang menyusui anaknya. Diperkirakan zat innate immune system (defensin, cathelicidins dan TLRs) yang terdapat dalam ASI bisa memberikan perlindungan terhadap jaringan payudara ibu dari ancaman kanker.

2. Mengurangi risiko kanker indung telur (ovarium) dan kanker rahim (endometrial cancer).

3. Mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Dalam penelitian tahun 2006 yang melibatkan 150.000 ibu ditemukan bahwa setiap tahun menyusui dapat menurunkan risiko ibu terkena diabetes sebesar 15 persen.

4. Mengurangi risiko berat badan berlebih. Dengan menyusui maka lemak yang ada ditubuh akan diubah menjadi ASI sehingga tidak menyebabkan overweight dan cepat mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelumnya. Ditemukan pengurangan berat badan sebesar 0,44 kg untuk setiap bulan menyusui.

5. Bisa menjadi cara KB yang paling efektif. Menyusui bisa menjadi cara untuk mencegah kehamilan jika dilakukan dengan benar. Ada beberapa syarat yaitu belum mengalami menstruasi, pemberian ASI nya tidak boleh disela sama sekali dan juga belum 6 bulan atau masih ASI eksklusif.

6. Mengurangi stres dan kegelisahan. Hormon oksitosin akan keluar saat ibu menyusui bayinya, hormon ini berguna untuk mengurangi stres yang dialami. Sehingga ibu yang menyusui akan memiliki perasaan yang positif dan dapat melakukan lebih banyak hal-hal positif lainnya.

7. Mengurangi risiko terkena rheumatoid arthritis dan osteoporosis. Ibu yang menyusui memiliki densitas mineral yang baik dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui, meskipun belum dapat diketahui dengan pasti bagaimana hubungannya.

"Menyusui merupakan suatu proses keseimbangan yang melibatkan tiga orang yaitu ibu, bayi dan ayahnya. Karena itu peran ayah sangat berarti dalam hal keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan atau sampai 2 tahun," ujar Dr Utami.

Bantuk dukungan yang dapat diberikan oleh sang suami bisa berupa efek psikologis seperti memijat pundak atau tubuh ibu sehingga merasa lebih rileks. Karena jika ibu merasa stres akan membuat ASI sedikit keluar.

Selain itu, pengusaha Dewi Motik menuturkan untuk menunjang keberhasilan menyusui sebaiknya sejak masih kecil anak-anak sudah diperkenalkan segala hal mengenai menyusui.

"Dulu ibu saya selalu mengajak anak-anaknya untuk membantu beliau menyusui, seperti membantu mengambilkan kapas dan lainnya. Pemandangan yang biasa dilihat oleh anak-anak ini akan membuat anak berpikir bahwa suatu hari saya ingin seperti ibu yang menyusui anaknya," ujar DR Dewi Motik Pramono, MSi.

Dewi menambahkan meskipun masih kecil bukan berarti anak-anak tidak memiliki ide, tapi apa yang dilihatnya akan membekas di memori anak tersebut sehingga menuntun anak untuk menyusui bayinya kelak.

"Dengan memberikan ASI akan membuat anak menjadi sehat, berperilaku baik dan orangtua akan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan anak," ujar ketua umum KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) ini.

(ver/ir)